Advertisement

Big Question! Apakah Dominasi Jepang di MotoGP dan WorldSBK Sudah Berakhir?

Selama 4 tahun terakhir, pabrikan Jepang tanpa gelar juara dunia di MotoGP dan WorldSBK. Apakah ini menandai berakhirnya dominasi Jepang?

Akhir dari Sebuah Era?

Dalam empat tahun terakhir, panggung balap dunia berubah secara drastis. Honda dan Yamaha—dua raksasa Jepang yang puluhan tahun mendominasi MotoGP dan WorldSBK—kini berada dalam situasi yang jauh berbeda. Pabrikan Eropa seperti Ducati, Aprilia, KTM, bahkan BMW di Motogp dan WorldSBK, tampil superior dan konsisten merebut gelar dunia.

Pertanyaannya kini menggema di seluruh dunia motorsport: Apakah dominasi Jepang benar-benar telah berakhir?

Performa Honda dan Yamaha yang Menurun Drastis

Honda mengalami masa paling sulit dalam sejarah MotoGP modern. Sejak era kepergian Marc Márquez—ikon kesuksesan Repsol Honda—performa RC213V sulit bersaing baik dalam akselerasi, grip ban, maupun keandalan mesin.

  • Minim podium selama beberapa musim
  • Masalah rear grip dan stabilitas yang tak kunjung selesai
  • Banyak pembalap meninggalkan proyek karena stagnasi pengembangan

Situasi ini membuat HRC harus melakukan restrukturisasi besar-besaran pada 2024–2025.

Yamaha menghadapi masalah berbeda. YZR-M1 dianggap nyaman ditunggangi, namun:

  • Power mesin kalah jauh dari Ducati
  • Top speed selalu berada di papan bawah
  • Aero development tertinggal dibanding pabrikan Eropa

Meski Fabio Quartararo dan Alex Rins memberikan sinyal positif, jarak performanya masih lebar.

Hengkangnya Suzuki dari Motogp dan Kemundurannya Kawasaki di WorldSBK

Keputusan Suzuki untuk meninggalkan MotoGP menjadi salah satu kabar paling mengejutkan di dunia motorsport. Setelah menjuarai musim 2020 bersama Joan Mir dan kembali menjadi pesaing kuat di papan atas, Suzuki memilih mundur dengan alasan efisiensi biaya dan perubahan fokus perusahaan. Kepergian ini tidak hanya meninggalkan kekosongan di grid, tetapi juga menandai berakhirnya era penting bagi salah satu pabrikan paling bersejarah di kelas premier.

Di sisi lain, Kawasaki menghadapi penurunan performa di WorldSBK setelah bertahun-tahun mendominasi lewat Jonathan Rea. Regulasi baru, perkembangan agresif dari Ducati dan Yamaha, serta keterbatasan paket teknis ZX-10RR membuat Kawasaki kesulitan mempertahankan supremasinya. Bahkan perpindahan Rea ke tim lain semakin menegaskan bahwa Kawasaki sedang berada dalam fase transisi sulit, mencoba mencari kembali arah kompetitif yang pernah membuat mereka begitu ditakuti di lintasan.

Mengapa Jepang Tertinggal?

Ada beberapa faktor kunci yang membuat pabrikan Jepang kehilangan dominasinya:

  • Pengembangan lambat dan konservatif
  • Struktur manajemen yang terlalu berjenjang
  • Minimnya adaptasi pada tren aero dan perangkat elektronik
  • Tak mampu menandingi agresivitas inovasi pabrikan Eropa

Ducati, KTM, dan Aprilia memiliki pendekatan R&D yang lebih modern dan cepat.

Namun, jika tidak mempercepat revolusi teknis mereka, dominasi Jepang akan semakin jauh memudar.

  • Honda telah menyiapkan proyek RC213V generasi baru
  • Yamaha menggandeng Ducati ex-engineers dan memperkuat departemen aero
  • Aturan baru MotoGP 2027 bisa membuka peluang kebangkitan Jepang

Tapi untuk saat ini, pabrikan Eropa masih jauh lebih unggul.

Apakah Jepang Masih Bisa Bangkit?

Meski terpuruk, bukan berarti pabrikan Jepang tidak bisa kembali bersinar. Honda telah melakukan restrukturisasi besar-besaran, termasuk mendatangkan insinyur baru dan fokus pada pengembangan RC213V dari nol. Yamaha turut memperkuat sisi aerodinamika dengan menggandeng insinyur dari Eropa untuk mengimbangi kecepatan Ducati.

Namun, pertanyaannya: bisakah perubahan ini cukup cepat untuk mengejar ketertinggalan? Dengan perkembangan teknologi yang kian cepat, Jepang dituntut melakukan revolusi, bukan sekadar evolusi.

Era Lama Berakhir, Era Baru Dimulai

Berdasarkan performa empat musim terakhir, sulit membantah bahwa dominasi Jepang memang telah runtuh. Ducati dan KTM kini memimpin MotoGP, sementara BMW dan Ducati juga menguasai WorldSBK. Era baru pabrikan Eropa telah dimulai, dan Jepang harus bekerja keras untuk kembali bersaing.

Namun sejarah membuktikan satu hal: pabrikan Jepang tidak mudah menyerah. Masa depan balap motor kini menjadi ajang menarik untuk menyaksikan apakah mereka bisa bangkit dan kembali merebut tahta.

Berita Seputar Olahraga dan Artikel lainnya : Klik Disini

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *