Meski sedang bersaing ketat dalam perebutan gelar juara dunia F1 2025, Lando Norris mengaku tak terlalu peduli soal bagaimana publik akan mengingat dirinya di masa depan. Bagi pebalap McLaren itu, yang lebih penting adalah menjadi pribadi yang jujur dan bisa dibanggakan di luar lintasan balap.
“Yang saya inginkan hanyalah orang-orang tahu seperti apa saya sebagai pribadi,” ujar Norris dalam wawancara dengan Rolling Stone. “Saya tidak terlalu peduli dengan warisan atau dikenang sebagai salah satu pebalap terbaik. Itu bukan hal yang membuat saya semangat.”
Komentar Norris muncul di tengah tren pebalap Formula 1 modern yang semakin sadar akan pentingnya citra diri dan warisan karier untuk mendapatkan sponsor serta memperluas pengaruh. Namun, bagi Norris, tujuan utamanya tetap pada pencapaian pribadi, bukan pengakuan abadi.
“Beberapa orang ingin dikenang sebagai ‘pebalap terbaik sepanjang masa’. Tapi buat saya, semua akan dilupakan juga pada akhirnya. Jadi tidak ada gunanya terlalu dipikirkan,” tambahnya.
Norris menegaskan bahwa fokus utamanya adalah mencapai tujuan hidup dan berbagi momen berharga bersama orang-orang terdekat. “Saya hanya ingin dikenang karena siapa saya sebagai manusia, bukan hanya karena karier balap saya.”
Andrea Stella, prinsipal tim McLaren, menilai Lando Norris sebagai sosok yang jujur dan selalu ingin berkembang. “Lando adalah pribadi yang sangat jujur, baik dalam hubungan dengan orang lain maupun terhadap dirinya sendiri,” ungkap Stella.
“Dia tidak ingin terlihat arogan atau menolak mengakui kesalahan. Tapi pada saat yang sama, seorang juara perlu menyeimbangkan antara kejujuran dan komunikasi yang tepat, baik kepada dunia maupun kepada dirinya sendiri,” lanjutnya.
Saat ini, Norris hanya terpaut delapan poin dari rekan setimnya Oscar Piastri yang memimpin klasemen sementara. Terlepas dari tekanan yang ada, Norris tampaknya tetap tenang dan memilih untuk tidak terjebak dalam ambisi menjadi legenda.
Tantangan terbesar bagi Norris musim ini datang dari dalam garasinya sendiri. Persaingannya dengan Piastri telah menjadi duel sengit perebutan gelar juara dunia, di mana keduanya saling mendorong hingga batas kemampuan mobil McLaren yang kompetitif. Dinamika ini menjadi ujian nyata bagi kedewasaan dan mentalitas Norris.
Kemampuannya untuk tetap mempertahankan kejujuran diri yang diapresiasi Stella, sambil mengelola tekanan persaingan internal yang ketat, akan menjadi faktor penentu dalam perjalanannya. Bagaimana ia menavigasi rivalitas ini—belajar dari setiap kesalahan dan merayakan kesuksesan bersama tim—akan membuktikan apakah ia telah menemukan keseimbangan yang tepat untuk menjadi seorang juara sejati di Formula 1.
Leave a Reply